Powered By Blogger

Minggu, 28 Februari 2010

Ya Allah sehatlah aku, mudahkan urusanku, karuniakan aku anak anak dan keturunan dari istriku yang membahagiakan aku....Amien

Minggu, 21 Februari 2010

MENJADI SEORANG AYAH YANG AMANAH



Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bismillahirrohmaani rrohiim
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian daridiri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara QS. An-Nisa (4) : 34.

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosaatas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Baqarah (2) : 233.

Kaum Laki laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, maka salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan bagi keluarga kita diantaranya mari kita hargai, kita hormati dan kita sayangi ibu yang telah melahirkan anak anak kita.
Sesibuk apapun dalam kita melaksanakan kewajiban dan melakukan aktifitas pekerjaan kita sehari hari, untuk mencari dan memberikan nafkah bagi keluarga kita, sebaiknya kita sebagai Ayah, berkomitmen dan bersemboyan tidak akan menelantarkan dan menyia nyiakan semua keluarga kita, dengan melewatkan waktu kita dengan menasehati, berkata dan memberi contoh sesuai apayang kita katakan dan kita nasehatkan bagi mereka, sebagaimana yang firman Alloh dalam QS. Al-Baqarah (2) : 44. Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebajikan, sedang kamu melupakan diri dari kewajiban mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab, Maka tidakkah kamu berpikir.
Agar anak anak kita kelak tidak mengecewakan kita, sebaiknya mulailah kita berbicara, mendidik dan memberi contoh sejak anak anak kita masih kecil, sehingga permasalahanyang sulit bagi anak anak kita akan lebih mudah kita tangani dan kita bantu penyelesaiannya manakala mereka semakin beranjak besar dan dewasa, dengan meluangkan waktuserta mendengarkan baik ide ide serta persoalan persoalan yang mereka hadapi, dengan semboyan dan tetap berpegang teguh pada bimbingan dan contoh, Rasululloh shallallahu \'alaihi wa sallam bersabda, Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, hingga lisannya fasih. Kedua orangtuanyalahyang membuatnya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi. HR. Al-Baihaqi, Ath-Thabarani.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, QS. Ar-Ruum (30) : 30.
Alloh Subhanahu Wa Ta Ala memerintahkan kita untuk disiplin dan tepat waktu, yang di gambarkan dalam kita melaksanakan dan melakukan sholat lima waktu, dan contoh lain lain, maka mari kita penuhi dan kita isi waktu anak anak kita dengan bimbingan agar mereka disiplin, dan tepat waktu dalam segala bidang sesuai perencanaan dan kesepakatan, dan bila mereka melakukan kesalahan berikan nasehat, arahan dan contoh hukumanyang mendidik, sebagai arahan untuk menetapkan batasan batasan yang masuk akal, juga kita berikan nasehat, arahan dan contoh akan ganjaran dan imbalan dari prilaku tepat waktu mereka serta kita berikan imbalan dan hadiyah yang dapat membuat anak anak kita mengingat serta sangat berarti bagi mereka, sebagaimana firman Alloh
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. QS. Al-Insyroh (94) : 7-8.
Abdullah bin Umar radiallahu anhu, sesungguhnya Rasululloh shallallahu \'alaihi wa sallam bersabda, Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka, karena meninggalkan shalat ketika mereka telah berusia dua belas tahun. Dan pisahkanlah mereka pada tempat tidur. HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim.
Rasululloh shallallahu \'alaihi wa sallam bersabda, Hak anak atas ayahnya ialah diajari menulis, berenang, dan memberinya rezeki dari yang halal saja. HR. Al-Baihaqi.
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburka n (hartamu) secara boros. QS. Al-Isra (17) : 26.
Wahai saudaraku mari kita sadari bahwa kita sebagai Ayah adalah model peran yang akan selalu dilihat, dicontoh dan dilakukan bagi anak anak kita, baik kita sadari atau tidak, apapun yang kita lakukan tidak akan terlepas dari pandangan dan penilaian mereka, terutama dalam kita melakukan dan berprilaku pada anak kita yang wanita, seorang anak perempuan yang melewatkan waktu dengan Ayahnya yang penuh dengan kasih sayang, sesuai yang di contohkan oleh Rasululloh shallallahu \'alaihi wa sallam, ia akan tumbuh dewasa dengan pengetahuan dalam ia kelak menentukan dan memilih suami, maka alangkah indahnya bila kita para Ayah dapat mengajari putera puteri kita dalam kehidupan ini dengan mendemonstrasikan kejujuran, kebenaran, kerendahan hati, disiplin dan bertanggung jawab,
Disamping kita sebagai ayah kita juga harus menempatkan diri sebagai guru bagi anak anak kita, maka kurang bijak bila kita hanya menganggab bahwa mengajar adalah urusan guru saja, sesuai anjuran dan contohdari Rasululloh shallallahu \'alaihi wa sallam bersabda, Perhatikanlah anak anakmu, dan didiklah mereka dengan baik. HR. Ibnu Majah.
Usahakan sedapat mungkin kita sering sering makan bersama sama dengan anak anak kita baik itu makan pagi, makan siang, atau makan malam, karena ini dapat menjadi bagian pentingdari kehidupan keluarga yang sehat, walau hari hari kita sebagai kepala rumah tangga penuh dengan berbagai kegiatan dan kesibukan, akan tetapi dengan makan bersama sama ini juga dapat memberikan peluang pada anak anak kita untuk membicarakan apayang sedang mereka kerjakan dan apa yang ingin mereka kerjakan. Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pundari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. QS. Ath-Thuur (52) : 21.
Disamping kita menempatkan diri sebagai ayah, dan sebagai guru, sedapat mungkin kita juga menempatkan diri sebagai sahabat, sebagai teman bagi anak anak kita, kita carikan kita belikan dan kita bacakan buku buku cerita yang mendidik, buku buku yang dapat memotifasi dan membuat anak anak kita jadi mandiri sekaligus mendorong serta menanamkan kecintaan kepada anak anak untuk terus membaca dan membaca, Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. QS. Al-Alaq (96) : 1-5.
Yang tentunya agar kita tidak mengalami kekecewaan sabagaimana yang telah diceritakan dalam posting dibawah ini, terlepas cerita dibawah ini benar atau tidak, sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk belajar dan mengajarkan ilmuyang tidak bertentangan dengan Al-Qur an dan Al Hadits, Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. QS. An-Nisa (4) : 69.

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur\'an). QS. An-Nisa. 4:174.
Rasululloh shallallahu \'alaihi wa sallam bersabda Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).
Katakanlah Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. \" Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-Imran (3) : 31.
Rasululloh shallallahu \'alaihi wa sallam bersabda Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,. Kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).
Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Selasa, 26 Januari 2010

Mereka

banyak diantara mereka bersifat MUNAFIK, CURANG, dan NGAWUR
Semoga aku bukan diantara mereka

Senin, 25 Januari 2010

Aku







Sejak aku divonis dokter atau paling tidak sejak aku merasakan sakit dada sebelah kiri kira-kira pertengahan tahun 1998 itulah awal aku merasa diriku cemas dan bimbang. Beberapa kali masuk RS meskipun mungkin bukan karena sakit dada kiri penyebabnya ditambah lagi riwayat kesehatan keluargaku yang juga mempunyai penyakit yang sama hal itulah membuatku semangkin takut, rasanya tidak percaya diri, makanpun rasanya takut aku harus lebih berhati hati memilih jenis makanan, berat badan turun banyak dari kira-kira lebih dari 70 Kg kini hanya 56 Kg. Tapi Ahamdulillah sekarang setelah melalui proses dan waktu aku mulai bisa menerima keadaan ini. meskipun belum sepenuhnya bisa menerima, tapi paling tidak aku lebih bisa merasakan nikmatnya hidup sehat dengan rasa syukur yang selalu aku panjatkan ke hadapkan Allah SWT. Hal yang aku syukuri dalam hidup ini adalah bahwa aku punya penyakit. Andaikan aku tidak sakit mungkin aku sudah jauh dari rasa syukur......
Akhir akhir ini aku merasa ingin selalu dekat dengan anak-anakku, istriku. rasanya ingin aku selalu membagiakan mereka.... kasihan mereka. Bagaimanapun aku tetap mensyukuri melihat anak anakku sekarang ini.

Sabtu, 23 Januari 2010



Hakekat Sakit – Sehat Menurut AL QUR’AN

Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus mencari sehat /kesembuhan? Lantas bua apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah landasan kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.

SEHAT – SAKIT PANDANGAN ALQURAN
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
(Al Quran Surah Al Anbiyaa’ [21]:83-84)
Ayat diatas mengisahkan Nabi Ayub yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayub untuk berzikir dan memohon keridhoan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayub sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah mentakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah mentakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh.
(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (Al Quran surah Asy Syu’araa’ [26]: 78 – 82)

KONSEP SAKIT
Di hadapan Allah, orang saki bukanlah orang yang hina. Mereka justru memiliki kedudukan yang sangat mulia.
“Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.:
(Hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Bahkan Allah menjanjikan apabila orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtirar dalam sakitnya, selain Allah menghapus dosa-dosanya.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)“Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.”
(HR. Asy-Suyuti)

KONSEP SEHAT
Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Sunnah Nabi menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam Al Quran Surah Ibrahim [14]:7
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyaka manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas)

Hikmah Sakit Menurut Islam
Tidak ada orang yang ingin ditimpa penyakit. Meskipun demikian ternyata ada maksud tertentu dari Allah atas penyakit yang diderita hamba-Nya. Dalam buku Panduan Menghadapi Sakit dan Kematian karya Ahmad Yani, disebutkan terdapat lima keutamaan sakit menurut Islam:

1. Menghapus Dosa,
Ini merupakan keutamaan yang besar dari Allah Swt karena dengan sakit yang diderita oleh seorang muslim, dosa yang pernah dilakukannya bisa terhapus karena penderitaannya dalam menghadapi penyakit menjadi kafarat (penebus) dosanya, Rasulullah Saw bersabda:
Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyaki tatau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari).
2. Tetap Mendapatkan Pahala Dari Amal Kebaikan Yang Biasa Dilakukannya Diwaktu Sehat
Hal ini karena ia tidak bisa menjalankan amal kebaikan itu bukan karena ia tidak mau, tetapi karena ia dalarn keadaan sakit. nnisalnya kalau kita biasa ke masjid untuk shalat berjamaah, tentu kita mendapatkan pahala yang besar, setiap langkahnya diangkat baginya satu derajat dan dihapuskan satu kesalahannya kemudian malaikat akan terus mengucapkan shalawat (memintakan ampunan) kepadanya, selama dia masih berada di ruangan shalat tersebut , namun pada saat kita sakit tentu tidak bisa ke masjid tapi kita tetap mendapat pahalanya. Rasulullah Saw bersabda:
“Apabila salah seorang hamba sakit atau bepergian (safar), maka Allah mancatat pahalanya seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia tidak bepergian atau sehat.” (HR. Bukhari).
Di dalam hadist lain, Rasulullah Saw bersabda yang menguatkan hadits di atas:
“Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan suatu kebaikan, maka Allah berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hamba-Ku pahala seperti yang biasa ialakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah).
3. Memperoleh Pahala Kebaikan
Segala sesuatu yang terjadi pada manusia pasti ada hikmahnya. Seorang muslim yang sabar dalam menghadapi penyakit maka baginya pahala kebaikan. Rasulullah Saw bersabda:
Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari).
Di dalam hadits lain yang senada tentang ini, Rasulullah Saw bersabda:
Barangsisapa dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya, maka dia (diuji) dengan suatu musibah. (HR. Bukhari).
4. Memperoleh Derajat Yang Tinggi di Sisi Allah SWT
Hal ini karena di dalam surga ada derajat tertentu yang harus dicapai, bila seorang muslim tidak mampu mencapainya dengan suatu amal, maka ia bisa mem¬peroleh derajat yang tinggi itu dengan musibah atau penyakit yang dideritanya, misalnya mati syahid merupakan kematian yang sangat mulia, dia bisa dicapai dengan cara berperang di jalan Allah dan mati pada saat peperangan itu, namun bila seseorang ingin memperoleh kematian yang mulia itu, tapi perang di jalan Allah secara fisik tidak terjadi, maka ia tetap bisa mendapatkan derajat mati syahid dengan penyakit yang menimpa sehingga menyebabkan kematiannya, Rasulullah saw bersabda:
“Wabah adalah syahadah (mati syahid) bagi setiap muslim.”(HR. Bukhari)
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia dapat mencapai derajat itu.” (HR. Thabrani)
5. Memperoleh Ganjaran Berupa Surga
Mana¬kala seorang muslim menghadapi penyakit dengan penuh kesabaran, misalnya penyakit yang sangat menyulitkan penderitanya dalam kehidupan ini seperti buta matanya, Rasulullah saw bersabda:
“Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku ganti kedua matanya itu dengan surga.” (HR. Ahmad).
Dengan demikian, meskipun tidak menyenangkan, sakit merupakan ujian yang dapat memberikan keutamaan dan manfaat yang besar, baik bagi si penderita maupun keluarganya. Oleh karena itu, penyakit harus dihadapi dengan sikap, pemikiran dan prilaku yang positif. Ingat hukum Law of Attraction, kalau kita selalu berlaku positif, maka yang hal positif tersebut InsyaAllah akan datang ke kita. Misalnya ketika sakit kita berpikiran dan memasukkan ke alam bawah sadar “sehat, kuat, sabar!!”. Maka hal tersebut dapat mempercepat kesembuhan kita.

Rabu, 20 Januari 2010

Pengertian Amanat (menurut ISLAM)

PENGERTIAN AMANAT MENURUT ISLAM

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisaa’ Ayat 58:

Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan jika kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaklah kamu berlaku adil. Sesungguhnya Allah telah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Dan Allah Maha Medengar lagi Maha Melihat.

Ayat ini diwahyukan dalam keadaan yang sangat menarik. Seperti diketahui bahwa sebelum penaklukan Makkah, kunci Baitullah (yakni Ka’bah) dipegang oleh Utsman bin Thalhah. Pada waktu penaklukan Makkah Nabi Muhammad SAW meminta Utsman bin Thalhah untuk menyerahkan kunci-kunci itu kepada beliau. Utsman pun menyerahkan kunci-kunci itu dengan enggan/ogah-ogahan seraya berkata, “Ini amanat untukmu.” Kemudian Rasulullah SAW membuka pintu Ka’bah dan mengeluarkan semua berhala yang ada di dalam Rumah Allah SWT itu. Pada waktu itu, Abbas RA (paman Rasulullah) dan Ali RA meminta agar kunci-kunci itu disimpan oleh keluarga Rasulullah. Beliau tidak memberikannya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Umar RA, Rasulullah SAW keluar dari Baitullah membacakan Ayat-58 Surat An-Nisaa’. Beliau mengembalikan kunci-kunci itu kepada Utsman bin Thalhah. Hal ini mengejutkan Utsman, mengingat sebagai Penakluk, Rasulullah SAW bisa tetap menyimpan kunci itu selamanya. Utsman menjadi begitu tergerak hatinya oleh perilaku Nabi Muhammad SAW dan serta merta memeluk Islam.

Anas RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menekankan pentingnya memenuhi janji/kesepakatan. Anas RA berkata bahwa Nabi SAW jarang sekali memberikan khutbah tanpa menyebutkan pesan berikut ini:
“ Barang siapa mengkhianati amanat yang diberikan kepadanya, sungguh ia tidak memiliki sedikitpun keimanan didalam dirinya. Barang siapa ingkar terhadap janjinya, ia tidak memiliki citarasa hidup Islami.”
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dan Umar RA didalam ‘Bukhari dan Muslim’ bahwa, ketika menguraikan tanda-tanda orang munafik Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ia mengkhianati amanat yang diberikan padanya.” Allah SWT menyebutkan beberapa prasyarat untuk masuk surga didalam Surat Al-Mu’minun dan Al-Ma’arij. Sebagai contoh, berikut ini adalah prasyarat yang terdapat dalam firman Allah SWT, Surat Al-Ma’arij ayat 32-35.

Dan mereka yang menepati amanat-amanat dan janji-janjinya. Merekapun teguh dengan kesaksian (syahadah)-nya. Mereka memelihara shalatnya (dengan benar dan khusyu’). Mereka akan (kekal) di Surga lagi dimuliakan.
Jadi, menepati janji atau menjaga amanat adalah serupa dengan mengerjakan shalat dengan benar. Nabi Muhammad SAW juga bersabda bahwa “Bermusyawarah di masyarakat hendaklah menunjukkan sikap amanah yang menyeluruh diantara mereka.” Maka apa yang menjadi isi musyawarah tidak boleh disampaikan kepada orang yang tidak berkepentingan.
Serupa dengan diatas, Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun yang dimintai pertimbangan/nasehat hendaklah melakukannya dengan sikap amanah sepenuhnya". Hendaklah ia memberikan nasehat yang terbaik dan bermanfaat. Janganlah dengan sengaja memberi nasehat yang salah/menyesatkan karena kalau itu dilakukannya maka ia telah merusak kepercayaan yang diberikan. Begitu juga jika seseorang berbagi rahasianya denganmu janganlah dibuka rahasia itu kepada orang lain tanpa sepengetahuannya.
Marilah kita lihat bagaimana para sahabat Rasulullah SAW menghadapi situasi seperti diatas. Ingatlah selalu bahwa para sahabat itupun manusia biasa seperti kita dan bisa saja ‘terpeleset’ sebagaimana manusia yang lain. Allah SWT menyebutkan situasi khusus didalam Surat Al-Anfaal Ayat 27, 28:

Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan jangan pula kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah ujian bagimu dan sesungguhnya disisi Allah ada pahala yang besar.
Banyak ulama mengatakan bahwa ayat ini merujuk pada satu situasi tertentu dimana Nabi Muhammad SAW sedang mengepung Bani Quraiza yang telah mempersenjatai diri dan membangun pertahanan diluar perbatasan Madinah. Konflik ini berlangsung selama 21 hari, sampai habisnya perbekalan musuh. Suku ini kemudian meminta ijin kepada Rasulullah SAW untuk pergi ke Suriah (Syria). Beliau menolak karena mengetahui bahwa kaum Yahudi tentu akan menyesatkan mereka ketika berada di Syria. Beliau kemudian memberitahu mereka bahwa hendaknya mereka menerima keputusan apapun yang diambil oleh Sa’ad bin Muaz RA sebagai perwakilan (juru bicara).
Orang-orang Yahudi meminta agar Sa’ad bin Muaz RA diganti dengan Abu Lubaba RA. Mereka berharap Abu Lubaba akan bersikap lebih baik karena ia memiliki anggota keluarga dan perumahan di lingkungan yahudi itu. Permintaan ini dikabulkan oleh Rasulullah SAW. Ketika Abu Lubaba RA sampai di tempat suku tersebut, mereka bertanya:”Apakah jadinya nasib kami jika kami keluar begitu saja dari tempat pertahanan ini?” Abu Lubaba, sambil menyilangkan jari di lehernya, berkata bahwa kepala mereka akan dipenggal. Sebenarnya hal ini adalah rahasia antara Abu Lubaba dengan Rasulullah SAW, tetapi telah diberitahukannya kepada orang-orang Yahudi.

Setelah ia meninggalkan orang-orang Yahudi itu, barulah ia menyadari kesalahannya sehingga ia merasa gundah (tidak nyaman). Ia kemudian mengikat dirinya di pohon selama 7 hari 7 malam. Ia berujar bahwa tidak akan melepaskan ikatan dirinya sehingga taubatnya diterima. Ia bersusah payah memakan apa saja selama itu dan kelelahannya pun semakin bertambah-tambah. Ketika Nabi Muhammad SAW telah memaklumi keadaannya, beliau bersabda: ”Sebenarnya ia bisa langsung datang kepadaku dan akan aku panjatkan doa agar ia mendapatkan ampunan Allah. Kini ia telah menyerahkan keseluruhan masalahnya dengan Allah. Maka iapun harus menunggu sehingga Allah SWT secara langsung menerima penyesalan (taubat)-nya.”

Setelah tujuh hari berselang, Nabi SAW diberitahu oleh Allah SWT bahwa taubat Abu Lubaba RA telah diterima-Nya. Beberapa saudara lelakinya datang berlarian menghampiri untuk melepaskan ikatannya. Abu Lubaba RA menolak dan memberitahu saudaranya bahwa ia lebih baik menunggu sehingga Rasulullah SAW berbaik hati dengan tangan beliau sendiri melepaskannya dari ikatan sebagai tanda bahwa penyesalannya telah sepenuhnya diterima. Disini kita ditunjukkan bahwa merusak kepercayaan (amanat) adalah persoalan yang dipandang sangat serius oleh para sahabat Nabi dan mereka menerapkan sanksi yang sangat keras untuk memperbaiki atau menebus kesalahannya. Bahkan sekarang ini kita bisa melihat salah satu pilar (tiang) di masjid An-Nabawi diberi nama ‘Pilar Abu Lubaba”. Pilar ini sebagai pengganti pohon aslinya tempat dimana Abu Lubaba RA mengikat dirinya. Banyak orang yang berdo’a memohon ampunan Allah SWT atas dosa-dosa mereka di dekat pilar ini dengan (mengenang) ketulusan semangat taubatnya Abu Lubaba RA.

Perhatikanlah sekali lagi bahwa ketika nabi Muhammad SAW mengembalikan kunci Baitullah kepada Utsman bin Thalhah, kunci tersebut tidak mengandung nilai-jual karena hanyalah berupa besi tua. Namun, sesungguhnya yang bernilai adalah kedudukan terhormat untuk melayani Baitullah. Jadi, amanat mengandung arti memberi kedudukan yang bernilai tanggung-jawab. Kita pun dapat menyimpulkan bahwa semua kedudukan di pemerintahan atau organisasi adalah ‘amanat’. Rasulullah SAW bersabda bahwa jika seorang pemimpin menetapkan orang-orang lain di berbagai posisi tugas dan tanggung-jawab berdasarkan kekerabatan (nepotisme) atau pertemanan dan mereka yang diberi tugas tidak memiliki kemampuan dan/atau kecakapan untuk mengemban tugas yang diberikan, maka laknat (kutukan) Allah SWT ditimpakan kepada para pemimpin yang berbuat demikian. Shalat mereka tidak akan diterima dan mereka akan dimasukkan kedalam api neraka.
Sebagaimana di sebutkan dalam Shahih Bukhari, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“ Bilamana kamu melihat suatu tanggung-jawab diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya Hari-Kehancurannya.” Dengan kata lain, Jika ketentuan Al-Qur’an dan Hadits ini dilanggar oleh suatu organisasi atau pemerintahan maka tidak akan ada pertolongan terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi.
Lebih jauh lagi kita bisa menggaris-bawahi bahwa amanat adalah tanggung-jawab besar dan wajib dilaksanakan sepenuhnya. Dalam hal pengkhianatan terhadap amanat, siksa kubur pun akan berlaku. Sebagai contoh, suatu waktu Abu-Dzar RA meminta jabatan yang bernilai tanggung-jawab tinggi kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau kemudian bersabda, sebagaimana tertulis didalam Hadits Muslim,

“ Wahai, AbuDzar, kamu seorang yang lemah dan sebuah jabatan/kedudukan yang bernilai tanggung-jawab adalah sebuah amanat. Dan sesungguhnya amanat akan menjadi kehinaan dan penyesalan di Hari Pembalasan, kecuali bagi orang yang menerimanya dengan benar dan mampu menunaikan kewajibannya dalam amanat tersebut."
Di Ayat berikutnya, Allah SWT berfirman bahwa jika kamu menetapkan hukum diantara manusia, hendaklah ditetapkan dengan adil. Perintah ini tidak hanya berlaku untuk para pemimpin dan birokrat, tetapi berlaku juga untuk orang biasa. Perhatikan juga bahwa Allah SWT tidak menggunakan kata (diantara orang beriman) ataupun (diantara orang Islam), tetapi (diantara manusia). Ini berarti semua orang berhak atas kesetaran keadilan. Didalam Islam tidak dibedakan antara kawan ataupun lawan, muslim ataupun non-muslim, warga setempat ataupun orang asing, semuanya harus memperoleh keadilan yang sama.

Penting juga untuk diperhatikan bahwa Allah SWT menyebut hal ‘amanat’ terlebih dahulu, baru kemudian memerintahkan penegakan keadilan hukum. Hal ini bisa dipakai sebagai pedoman bagi kita bahwa keadilan hukum tidak dapat ditegakkan kecuali jika orang-orang yang pantas atau cakap telah ditempatkan sesuai dengan beraneka bidang tugas yang ada. Hal inilah yang belakangan ini tidak kita dapati (hilang) didalam pemerintahan dan organisasi, termasuk juga organisasi masjid dan sekolah-sekolah Islam. Jika penugasan secara jelas dan terbuka belum dilaksanakan maka berbagai permasalahan yang ada dalam organisasi tidak akan dapat dipecahkan.
Al-Qur’an juga menghilangkan pemikiran dan praktek yang salah dalam hal pemberian jabatan dalam pemerintahan menurut jumlah orang di suatu negara bagian atau propinsi.
Al-Qur’an menyebutkan bahwa jabatan bukanlah hak perorangan, melainkan sebuah perwalian (yang dipertanggung-jawabkan) dengan Allah, dan hanya dapat diberikan terbatas kepada orang-orang yang memenuhi persyaratan tertentu. Dalam sebuah ayat disebutkan yang berarti syarat utama seorang pengemban amanat itu haruslah menguasai bidangnya selain harus juga bersifat jujur dan menjalankan ajaran islam dengan baik. Kedua syarat ini harus dipenuhi secara bersamaan. Hal ini telah diungkapkan secara jelas dalam kasus Nabi Musa AS, ketika beliau melihat dua gadis belia bersama ternak mereka didekat sumur. Nabi Musa AS mengetahui bahwa banyak orang yang datang membawa ternak mereka dan mengambil air dari sumur itu, memberi minum ternak mereka dan pergi lagi. Kedua gadis tadi sudah lama hanya berdiri agak jauh dari sumur sambil memegangi ternak mereka. Nabi Musa AS kemudian bertanya kepada mereka, “Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab, “Ayah kami sudah tua. Kami tidak bisa mengambil air dari sumur. Kami membawa ternak kami mendekat ke sumur setelah orang lain pergi agar ternak kami bisa minum sisa air yang mereka tinggalkan.” Nabi Musa AS pun menimba air dari sumur dan diberikan untuk ternak mereka hingga kenyang, lalu kedua gadis belia itu pulang ke rumah dan meminta agar ayah mereka mempekerjakan Nabi Musa AS untuk mengurus ternak mereka, karena mereka mendapati Nabi Musa AS memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut yaitu kuat dan jujur. Inilah kriteria untuk menyerahkan suatu amanat.

Maka aturan dasar untuk merumuskan struktur organisasi suatu pemerintahan adalah sebagai berikut:

1. Allah SWT adalah “Pengatur yang sejati dan perintah/aturan hanyalah dari Allah SWT semata”. Semua organisasi pemerintahan adalah wali (pemegang amanat) Allah. Kekuasaan sejati pada sebuah negeri ada pada Allah semata.
2. Tugas-tugas di suatu negara tidak untuk dibagikan menurut perbandingan jumlah penduduk setiap wilayah yang berbeda. Hanya orang-orang yang memenuhi syarat dan mampu/cakap sajalah hendaknya yang diberi tugas sesuai bidangnya.
3. Karena manusia hanyalah wali/wakil Allah, maka dalam segala hal mereka haruslah selalu taat/patuh kepada perintah dan petunjuk Allah SWT.
4. Dalam hal terjadi perselisihan, keadilan harus ditegakkan tanpa memandang ras, bahasa, warna kulit, ataupun afiliasi agama.

Sebagai penutup, kita ketahui bahwa pada waktu hijrah Rasulullah Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, beliau meninggalkan Ali RA di tempat tidur beliau dan menyuruhnya agar semua amanat yang ada dikembalikan kepada pemiliknya. Ini terjadi ketika semua suku di Makkah telah bergandeng-tangan, bekerjasama mengepung rumah Nabi Muhammad SAW untuk secara terang-terangan membunuh beliau. Sebaliknya, disini Rasulullah SAW menunjukan sikap yang mulia yakni, menjamin bahwa semua amanat yang dititipkan kepada beliau, meskipun itu milik lawannya yang paling jahat, dalam keadaan bagaimanapun tetap disampaikan kepada mereka yang berhak.

Semoga Allah SWT menolong kita untuk dapat menjaga amanat dan memenuhi janji dengan semangat yang sama dengan semangat Rasulullah SAW. Amiin.

Israel ?


Udah pada baca infopalestina.com? di sini kalian bakal nemuin artikel2 yang ngga ada di media lain. ada sisi lain yang ngga dibahas di media lain. mungkin ini bagian dari perang media. tapi insya allah media infopalestina ini, saya yakini kebenaran informasinya.mengamati gerak-gerik israel yang menyerang sekolah, masjid (dan muslim yg sdg shalat di dalamnya), gedung pemerintahan, pemukiman, yang notabene dilarang untuk diserang, malah dihancurkan tanpa ampun. hal-hal ini yang membuat saya dan temen2 berdiskusi, kenapa ya israel melakukan itu?kawan, bisa jadi ini salah satu indikasi kekesalan israel dan "kekalahan israel". Mereka frustasi dalam melakukan perlawanan terhadap brigade izzudin al qassam (sayap militer hamas). penyerangan dari darat nampaknya belum dioptimalkan oleh israel. atau dengan kata lain mereka takut berperang di darat. yang mereka lakukan justru penyerangan dari udara yang bertubi-tubi dan membahayakan warga sipil.kemudian gencatan senjata sepihak dilakukan oleh mereka (israel) walaupun cuman 10 hari.berbeda dengan hamas, mereka mengajukan syarat untuk gencatan senjata. yaitu, pencabutan blokade terhadap Gaza, pembukaan perlintasan serta penarikan penuh pasukan Israel. gencatan senjata sepihak yang dilakukan israel belum menjadi solusi. pasukan mereka masih berkeliaran di gaza.kemudian, penyiksaan yang dilakukan oleh israel ternyata tidak hanya dengan serangan bertubi-tubi. mereka melakukan blokade dan menutup jalan keluar masuk gaza. akibatnya, bantuan sangat sulit disuplai dan korban-korban warga sipil yang terluka tidak bisa dirawat di luar gaza. blokade ini pula yang telah lama menjadikan warga gaza mengalami kelaparan, kekurangan air, dan matinya perekonomian


Pribadi merupakan kesatuan antara sistem hati nurani, akal, dan nafsu yang menimbulkan karakter dan tingkah laku seseorang.
Jika dorongan-dorongan nafsu dapat dikendalikan oleh hati nurani dan akal dengan bimbingan dan petunjuk agama, maka akan lahir pribadi yang sehat, pribadi yang memiliki keimanan dan mempunyai tujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Namun jika dorongan-dorongan nafsu selalu diperturutkan sehingga hati dan akal tidak mampu mengendalikannya lagi, maka akan lahir pribadi yang tidak sehat/bermasalah, kekuatan nafsunya selalu mendorong kepada kejahatan, mengejar kenikmatan duniawi dan melupakan kehidupan ukhrawi
. Allah Maha Benar

Ungkapan tentang Makna Hidup dan Kehidupan

Hidup dan Kehidupan…
Itulah yg harus kita hadapi di Dunia ini

Teruslah merasa Hidup
Agar kamu merasakan arti Kehidupan sesungguhnya

Hidup selalu naik turun
Irama itu bagaikan alunan musik yg apabila kita nikmati
Maka akan indahlah Kehidupan yang akan kita hadapi

Begitu banyak pelajaran Hidup yg bisa kita pelajari dari sekeliling kita
Karena Kehidupan tidak akan berhenti dan terus berjalan tanpa menunggu waktu
Kecuali ajal yang memisahkan kita dari Kehidupan dunia ini..

Nikmatilah hidupmu seakan kau akan hidup selamanya
Dan Beribadahlah sebanyak-banyaknya untuk tabunganmu seakan-akan kau akan mati besok